Rabu, 08 Juni 2011

BUDIDAYA ARTEMIA

Artemia merupakan salah satu makanan hidup yang sampai saat ini paling banyak digunakan dalam usaha budidaya udang, khususnya dalam pengelolaan pembenihan. Sebagai makanan hidup, Artemia tidak hanya dapat digunakan dalam bentuk nauplius, tetapi juga dalam bentuk dewasanya. Bahkan jika dibandingkan dengan naupliusnya, nilai nutrisi Artemia dewasa mempunyai keunggulan, yakni kandungan proteinnya meningkat dari rata-rata 47 % pada nauplius menjadi 60 % pada Artemia dewasa yang telah dikeringkan. Selain itu kualitas protein Artemia dewasa juga meningkat, karena lebih kaya akan asam-asam amino essensial. Demikian pula jika dibandingkan dengan makanan udang lainnya, keunggulan Artemia dewasa tidak hanya pada nilai nutrisinya, tetapi juga karena mempunyai kerangka luar (eksoskeleton) yang sanga tipis,sehingga dapat dicerna seluruhnya oleh hewan pemangsa. Melihat keunggulan nutrisi Artemia dewasa dibandingkan dengan naupliusnya dan juga jenis makanan lainnya, maka Artemia dewasa merupakan makanan udang yang sangat baikjika digunakan sebagai makanan hidup maupun sumber protein utama makanan buatan. Untuk itulah kultur massal Artemia memegang peranan sangat penting dan dapat dijadikan usaha industri tersendiri dalam kaitannya dengan suplai makanan hidup maupun bahan dasar utama makanan buatan. Untuk dapat diperoleh biomassa Artemia dalam jumlah cukup banyak, harus dilakukan kultur terlebih dahulu. Produksi biomassa Artemia dapat dilakukan secara ekstensif pada tambak bersalinitas cukup tinggi yang sekaligus memproduksi Cyst (kista) dan dapat dilakukan secara terkendali pada bak-bak dalam kultur massal ini. (Ir. Sri Umiyati Sumeru ).
Pernah ditemukan kista tertua oleh suatu prusahaan pemboran yang bekerja disekitar Danau “ Salt Great “. Kista tersebut diduga berusia sekitar lebih dari 10.000 tahunb ( berdasarkan metode carbon dating ). Setelah diuji, ternyata kista-kista tersebutvmasih bias menetas walaupun usianya 10.000 tahun .( Anonymous, 2008).
Beberapa sifat artemia yang menunjang antara lain :
(a) Mudah dalam penanganan, karena tahan dalam bentuk kista untuk waktu yang lama
(b) Mudah berada ptasi dalam kisaran salinitas lingkungan yang lebar.
(c) Makan dengan cara menyaring, sehingga memper mudah dalam penyedian pakannya.
(d)
Dapat tumbuh dengan baik pada tingkat padat penebaran tinggi. .
(e)
Mempunyai nilai nutrisi tinggi, yaitu kandungan protein 40 – 60%.

Sekarang banyak pembudidaya ikan dan udang memakai pakan alami Artaemia dalam pemberian pakan. Artemia sangat mudah untuk ditetaskan menjadi larva sampai dewasa, tapi harga artemia sangat mahal bagi pembudidaya ikan maupun udang. Biasanya artemia diberikan pada ikan pada saat ikan berumur 12-30 hari. Menurut INVE Aquaculture Belgia Artemia mengandung 56% protein yang biasanya pada udang diberikan pada PL5 dan PL25. ( Anonymous, 2008 ).